Jepang buat robot, Amerika sampai di bulan, Indonesia masih bahas rukun sholat.

Bang Imam
0
NDESO
Oleh : Najih Ibn Abdil Hameed
.
"Orang Jepang sudah menciptakan robot,
Orang Amerika sudah mendarat di bulan,
Orang Indonesia masih bahas rukun sholat gerhana bulan"
.
Meme sindiran seperti itu sering kali mampir ke beranda dan tak jarang dibagikan pula oleh ustad atau santri. Semoga bukan sampean. Ya Allah, kalo yang bikin dan bagikan sindiran itu orang atheis atau kafir sih saya gak heran, sebab batas pengetahuan mereka memang hanya sampai di situ.
.
Kata Alquran (An Najm 30) :
ذلك مبلغهم من العلم
Tafsirnya :
«ذلك» أي طلب الدنيا «مبلغهم من العلم» أي نهاية علمهم أن آثروا الدنيا على الآخرة.
Memang batas paling tinggi dari ilmu pengetahuan mereka hanya mentok di urusan dunia. Otaknya tak mampu menjangkau yg lebih tinggi. Sehingga wajar kalo mereka mementingkan urusan dunia tak peduli soal akhirat.
.
Heran itu kalo orang mengaku beriman, tapi pola pikirnya ala atheis. Menganggap bahwa teknologi adalah segala galanya. Teknologi adalah lambang kemajuan dan puncak tujuan hidup manusia, sehingga semua aktifitas intelektual yang tidak mengarah pada kemajuan teknologi dianggap sebuah kemunduran dan kesia-siaan.
.
Rasanya sangat bertolak belakang dengan alur pemikiran saya (entah kalo sampean)
.
Pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi itu tujuan sebenarnnya untuk apa coba? Tak lain tujuannya adalah untuk memudahkan hidup manusia. Mesin, alat elektronik, robot, dan semua produk teknologi itu diciptakan agar hidup manusia lebih mudah dan instan. Transportasi, komunikasi, masak nasi, sekarang sudah saaangat mudah dan cepat, jauh beda dibanding zaman kakek nenek kita dulu.
.
Setelah semua kebutuhan hidup menjadi serba mudah bibarokati teknologi, lalu hidup itu sendiru tujuannya untuk apa? Hidup ini mau apa mau ke mana? Nah ini yang tidak bisa dijangkau oleh akal mereka para penyembah teknologi. Ahirnya fasilitas fasilitas itu justru menjadi pendukung kefasikan dan kejahatan mereka. Pegang hape canggih harga 5jt hanya untuk langganan video porno, mengelabuhi wanita, merusak keluarga orang lain, menipu, menyebar hoax, melancarkan misi politik untuk memperkaya diri, dll.
.
"Cina sudah berlomba memproduksi gadget besar besaran, sedangkan kita orang Islam hanya menjadi pembeli, lalu menggunakannya hanya untuk membahas doa qunut, sholawat nariyah, dan bidah bidah yg sudah tuntas dibahas ratusan tahun". Kata mereka
.
Duh mas, ini keuntungan besar menurut saya. Orang orang kafir repot mempoduksi alat, kita umat Islam tinggal beli lalu pakai untuk kemaslahatan dunia akhirat. Yahudi bikin pesbuk, para Kyai pake untuk dakwah menuju Allah dan menghidupkan syariat Rasulullah saw. Kita ngaji juga pake alat bikinan kafir. Ibarat mereka itu pembantu atau koki restoran yg repot masak, kita ini boss yg duduk santai menikmati hidangan restoran dengan hanya mengulurkan selembar kertas. 
.
Dalam hadits muttafaq alaih :
ان الله ليؤيد هذا الدين بالرجل الفاجر
Bahwa Allah mengokohkan agama ini dengan perantara orang yang durhaka.
.
Justru saya kasihan sama Alexander Graham Bell yg menghabiskan umurnya bertahun tahun untuk membuat telpon, tapi dia tak akan pernah menikmati pegang S7edge seperti saya. Kasihan sama Thomas Edison penemu lampu yg tak pernah menikmati nonton bola di stadion malam hari. Penemu komputer yang tak bisa mengakses gugel. Lalu hari ini ilmuan ilmuan itu bagaimana nasibnya? Allahu a'lam.
.
Saya yakin, Imam Assyafii, Imam Alghozali, dan ulama ulama pentolan tidak mungkin kalah genius dibanding para ilmuwan yg disebut sebelumnya. Jika mau mencurahkan waktu, beliau pasti bisa menghasilkan produk produk teknologi, namun beliau sudah habis seluruh umurnya untuk merumuskan rukun sholat, syarat puasa, dan masalah masalah yg dianggap sepele oleh penyembah teknologi seperti najis tidaknya kotoran ikan, sah tidaknya sujud tanpa menempelkan bagian bawah jari kaki, dll.
.
Orang lain boleh setuju atau bisa membantah uraian ini, tergantung komposisi yg menyusun pola pikirnya. Semoga doa yang diajarkan Nabi saw ini dikabulkan untuk kita :
ﻭﻻ ﺗﺠﻌﻞ ﻣﺼﻴﺒﺘﻨﺎ ﻓﻲ ﺩﻳﻨﻨﺎ، ﻭﻻ ﺗﺠﻌﻞ اﻟﺪﻧﻴﺎ ﺃﻛﺒﺮ ﻫﻤﻨﺎ، ﻭﻻ ﻣﺒﻠﻎ ﻋﻠﻤﻨﺎ
"Ya Allah ... dan jangan jadikan musibah kami menimpa agama kami, dan jangan jadikan dunia sebagai kepentingan terbesar kami, jangan pula jadikan dunia sebagai batas puncak pengetahuan kami..."
.
Bojonegoro, 6 Februari 2018
Najih Ibn Abdil Hameed


Posting Komentar

0Komentar

Posting Komentar (0)