Adab Murid/Santri/Siswa kepada Guru/Kiai/Ustadz

Bang Imam
0
Adab Murid/Santri/Siswa kepada Guru/Kiai/Ustadz

Untuk mendapatkan ilmu tak ubahnya harus ada bimbingan seorang guru. Sedangkan untuk mendapatkan ilmu yang bermanfaat harus menerapkan adab atau tata krama kepada guru tersebut. Berikut dijelaskan adab yang harus dilaksanakan bukan hanya diperhatikan oleh seorang yang katanya 'orang yang berkemauan (kepengen:Jawa) ilmu, di antaranya:
1. Meyakini bahwa fadhilah (keutamaan) guru itu lebih besar dari pada Fadhilah (keutamaan) orang tuanya murid. Sebab guru adalah abu ruh (bapak jiwa) adalah orang yang menjaga, memelihara dan memberi asupan gizi rohani pada jiwa anak didik. Sedangkan orang tua (abu jasad) adalah orang yang menjaga kesehatan fisik lahiriyah anak tersebut. Maka dari itu, lebih besar manfaat dan keutamaan seorang guru dibanding yang lain.
2. Sopan santun di hadapan guru dan duduk dengan penuh perhatian dengan apa-apa yang disampaikan guru. Sopan santun tidak berarti diam tanpa kata, melainkan boleh bicara, boleh bertanya dengan baik dan memperhatikan dengan seksama.
3. Meninggalkan bersenda gurau serta tidak mengagungkan guru lain di hadapan seorang guru. Dikawatirkan karena takut bila seorang guru salah memahami bahwa dikira seorang murid mencela dirinya. Jangan sampai sebab malu, seorang murid enggan bertanya kepada guru dengan hal-hal belum diketahui.
Andai kata hal itu dapat dilakukan, maka walaupun ilmu yang didapat tidak seberapa, maka akan menjadi berkah dan bermanfaat, berguna untuk dirinya, keluarga dan masyarakat.
Ingat pedoman ngaji, "Sitiksitik lah seng penting barokah".


Sumber: kitab Taysirul khollaq karya Hafidz Hasan Al-mas'udi rohimahullah,

Semoga dapat kita ambil manfaatnya,

#santri
#pesantren
#ngajikitab
#ngajibandongan
#maknopegon

Posting Komentar

0Komentar

Posting Komentar (0)